Sabtu, 18 September 2010

Manfaat Cuci Tangan

Salah satu jalan untuk menjaga kesehatan adalah dengan mencuci tangan, terutama setelah menggunakan fasilitas umum. Cara ini terbukti ampuh untuk menangkal berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pencernaan dan napas.

Jumlah penduduk Amerika Serikat (AS) yang sadar akan pentingnya mencuci tangan setelah menggunakan toilet umum meningkat. Dari jumlah ini, kesadaran kaum hawa lebih tinggi ketimbang pria.Peneliti setidaknya mengobservasi sebanyak 6.028 orang dewasa yang menggunakan toilet umum di segenap penjuru AS pada Agustus silam. Hasil penelitian menyebutkan, 85% di antara mereka mencuci tangan sebelum keluar dari toilet. Angka ini meningkat dibanding tahun 2007 yang hanya berjumlah 77%.

Menurut data American Society for Microbiology (ASM) dan The American Cleaning Institute, angka ini merupakan yang tertinggi sejak studi tersebut dilakukan pada 1996. Jumlah kaum pria yang mencuci tangan setelah menggunakan fasilitas umum ini pun mengalami kenaikan, yakni 77 persen dibanding pada 2007 yang hanya 66 persen. Sementara di kalangan wanita juga ada peningkatan jumlah, yang pada 2007 hanya 88 persen, menjadi 93 persen pada tahun ini.

Penelitian tepatnya dilakukan pada enam lokasi berbeda di empat kota, yakni Atlanta (Turner Field); Chicago (Museum of Science and Industry, Shedd Aquarium); New York City (Grand Central Station, Penn Station); dan San Francisco (Ferry Terminal Farmers Market). Perbedaan mencolok dalam kebiasaan mencuci tangan ini antara kalangan pria dan wanita, ditemukan di Turner Field.

Data menunjukkan, di tempat inilah rata-rata persentase terendah dan tertinggi mengenai kesadaran mencuci tangan muncul. Simak saja, hanya 65 persen pria yang sadar akan pentingnya membersihkan tangan, sementara kesadaran kaum wanita justru paling tinggi, di antara lokasi penelitian lain, yakni sebanyak 98 persen.

Secara keseluruhan, Chicago dan San Fransisco memiliki rata-rata kebiasaan mencuci tangan tertinggi yakni 89 persen, diikuti Atlanta 82 persen, dan New York 79 persen. Namun, Museum Sains dan Industri Chicago tercatat memiliki persentase tinggi mengalahkan yang lain, yakni 93 persen. “Kami sangat senang melihat hasil penelitian ini. Dengan demikian, kampanye mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan mencuci tangan yang digaungkan terbilang efektif,” ungkap Dr Judy Daly selaku juru bicara ASM sekaligus direktur klinik mikrobiologi di Rumah Sakit Anak Salt Lake City, Utah yang dikutip dari laman webmd.com.

Bukan hanya lewat observasi, penelitian juga dilakukan dengan survei lewat telepon kepada 1.006 penduduk AS. Sebagian besar di antaranya mengaku tidak pernah melewatkan kebiasaan mencuci tangan itu, yakni sebanyak 96 persen. Poling yang dilakukan melalui telepon juga menyebut, sebanyak 89 persen responden selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet di rumah dan 82 persen responden juga melakukan hal yang sama setelah mengganti popok. Lagi-lagi kaum wanita mempunyai kesadaran lebih tinggi daripada kaum lelaki, yakni sebanyak 88 persen. Sementara pria hanya 80 persen. Di samping itu, 77 persen responden menyatakan tak lupa membersihkan tangan sebelum makan.

Kebiasaan mencuci tangan memang selaras dengan pola hidup bersih. Sebab, tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering berkontak dengan debu, kotoran, maupun benda-benda yang disentuh. Misalnya saja binatang peliharaan, fasilitas-fasilitas umum seperti pegangan tangga eskalator, tombol lift, keran toilet umum yang mungkin mengandung kuman, bakteri, atau virus. Tangan pun dapat menjadi sumber penyebaran penyakit ketika tidak dalam keadaan bersih dari kuman. Jika tidak dihilangkan, kuman yang tersentuh dapat ikut ke dalam makanan yang kita makan dan terjadi transfer kuman penyakit ke dalam tubuh yang pada akhirnya berujung pada sakit yang kita derita.

Menurut dokter spesialis penyakit perut dan pencernaan (gastroenterohepatologi) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Ari Fahrial Syam, kebiasaan melewatkan cuci tangan dapat menimbulkan sejumlah penyakit, di antaranya infeksi saluran pencernaan, seperti diare, yang merupakan salah satu penyakit akibat tidak mencuci tangan dengan benar.

“Misalnya, seseorang setelah buang air besar atau kecil, tangannya membawa bakteri, bisa berupa cacing atau bakteri lainnya,” beber Ari.

Tidak mencuci tangan juga berpeluang menimbulkan penyakit lain, yakni infeksi saluran pernapasan atas, di antaranya flu atau batuk. Ari mengatakan, kesadaran penduduk Indonesia untuk mencuci tangan dengan sabun masih minim. Namun melalui kampanye mencuci tangan dengan sabun yang sedang digencarkan, diharapkan dapat mendongkrak kesadaran masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan.

Terlebih lagi pada kondisi cuaca saat ini yang tidak mendukung dan sulit diprediksi. Sebab, sewaktu- waktu dapat berubah. Keadaan ini dapat memicu seseorang terjangkit virus flu. Oleh karenanya, kebiasaan mencuci tangan pun sangat dianjurkan untuk menghindari penyakit ini.

Bukan hanya kalangan dewasa, anak-anak pun harus menerapkan kebiasaan sehat ini. Terlebih lagi anak-anak sangat gemar bermain kotor. Meskipun sabun tidak membunuh bakteri, namun fungsinya sama seperti saat mencuci piring, yaitu bakteri dan virus terbawa pergi bersama air yang mengalir. Penelitian juga menunjukkan, dengan cuci tangan selama 10 detik, 90 persen bakteri dan virus akan menghilang dari tangan. Kebiasaan mencuci tangan sebaiknya juga diterapkan oleh seseorang setelah bersin atau batuk.

sumber : seputarindonesia.com