Sabtu, 18 September 2010

Manfaat Jahe

Redakan Nyeri OTOT

Rutin mengonsumsi jahe setiap hari ternyata mampu meredakan rasa sakit otot. Dalam beberapa penelitian, jahe memang terbukti mengandung bahan antiinflamasi dan analgesik yang serupa dengan obat steroid antiinflamasi (NSAIDs).

Sebuah penelitian pun membuktikan bahwa dengan mengonsumsi jahe selama 4-36 minggu sebanyak 30 - 500 mg mampu mengurangi nyeri lutut akibat osteoarthritis. Para ahli dari Universitas Georgia memantau khasiat dari mengonsumsi jahe selama beberapa hari dalam meredakan nyeri otot diiringi dengan 18 latihan berat peregangan otot.

Untuk mendukung uji coba itu, para siswa yang menjadi sukarelawan dipantau selama 11 hari berturut-turut dan diberikan suplemen jahe setiap harinya. Sebanyak 74 siswa dibagi ke dalam tiga kelompok masing-masing diberikan jahe mentah, jahe hangat, dan plasebo.

Para ahli berhipotesis bahwa rasa nyeri setelah latihan terbilang rendah pada kelompok yang diberikan jahe ketimbang yang menerima plasebo. Hasil uji coba juga memperlihatkan bahwa baik jahe mentah dan hangat mampu meredakan nyeri otot karena latihan berat sebesar 23-25 persen. Sementara itu, rasa panas pada jahe tidak memberikan pengaruh apa pun dalam khasiatnya meredakan nyeri. Hasil penemuan ini telah dimuat pada The Journal of Pain edisi September 2010. (Pri/OL-06)

Jahe Redakan Mual

Jahe bukan hanya bumbu dapur yang bisa menambah rasa makanan tetapi juga tanaman obat dengan berbagai manfaat. Jika Anda sudah sering menggunakan jahe untuk mengatasi masalah mual anak,  tentunya Anda tidak akan terkejut dengan hasil penemuan dari University of Rochester. Studi yang dipimpin peneliti Julie Ryan, PhD, seorang assistant professor of dermatology and radiation oncology ini menemukan, jahe bisa meredakan mual akibat kemoterapi kanker.

Dalam studi yang bertujuan untuk meneliti manfaat jahe terhadap pasien yang menjalani kemoterapi ini ditemukan, paling tidak 1/4 sendok teh jahe bisa menurunkan gejala mual hingga 40%-nya. Walaupun telah menggunakan obat-obat anti mual, terang Ryan, sekitar 70% yang menjalani kemoterapi masih mengalami mual dan muntah.

Hal ini, terang Douglas Blayney, MD, dari University of Michigan, membuat pasien seringkali menanyakan obata tambahan yang bisa mereka gunakan untuk mengurangi mual dan muntah tersebut."Penemuan ini bisa digunakan untuk melengkapi obat-obat yang sudah biasa digunakan," terang Blainey, seperti yang dikutip situs webmd.

Penelitian ini melibatkan 644 paasien yang mengalami mual setelah menjalani satu siklus kemoterapi dan paling tidak masih harus menjalani 3 siklus kemoterapi lagi. Sebagian besar dari partisipan adalah perempuan dan 2/3-nya adalah pengidap kanker payudara. Selain jahe, pasien juga diminta menggunakan Zofran dan Kytril, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi mual yang berkaitan dengan kemoterapi.

Mual yang dialami pasien diberi skala hingga 7, dimana skala 1 sebanding dengan tidak mengalami mual dan skala 7 setara dengan mual yang paling buruk.

Di akhir hari pertama, pasien yang mengonsumsi dua dosis jahe paling rendah, yaitu setara dengan 1/4 dan 1/2 sendok teh jahe segar atau jahe kering, melaporkan mengalami skala 1 atau 2. Artinya, mereka tidak mengalami atau hanya merasakan sangat sedikit mual. Sedangkan, mereka yang menggunakan placebo, mengaku berada pada skala 4-5. Artinya, mereka seringkali merasa mual. Manfaat jahe tersebut bisa dirasakan selama 4 hari masa studi.

Ryan mengharap agar dampaknya bertahan lebih lama. Pasien, terang Ryan, seringkali mengalami mual terburuk pada hari pertama kemoterapi. Pasien yang tidak mengalami mual di hari pertama kemoterapi, lanjut Ryan, kecil kemungkinan mengalami mual di hari berikutnya.

Jadi, apakah minuman jahe juga akan berdampak sama? Dari segi teori, terang Ryan, minuman ini akan bekerja jika mengandung 1/4-1/2 sendok teh jahe segar atau kering. Tetapi, terang dia, perasa jahe tidak akan mendatangkan manfaat yang sama.

"Jahe bisa meredakan mual, tapi para ilmuwan masih belum tahu apa rahasia dibaliknya," terang Ryan.