Selasa, 14 September 2010

Jabat Tangan Tentukan Panjang Usia Anda

Ayunkan tangan tiga kali, dan tahan dalam dua atau tiga detik saja.

Jabat tangan yang erat berkaitan dengan tingkat harapan hidup yang panjang, demikian menurut penelitian di Inggris.

Para peneliti di Dewan Penelitian Medis Inggris menemukan orang lanjut usia (lansia) yang dapat berjabat tangan yang kuat dan berjalan dengan langkah yang cepat cenderung hidup lebih panjang dibanding orang seusianya yang bergerak lamban. Mereka menemukan dengan mengukur hal-hal sederhana dari kemampuan fisik seperti berjabat tangan, berjalan, bangun dari duduk dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki berkaitan dengan panjang umur, bahkan setelah memperhitungkan usia, jenis kelamin dan ukuran tubuh.

Penelitian tersebut yang pertama kali yang memberikan pandangan mendalam dari penelitian yang sudah ada, dengan mengumpulkan data dari 33 penelitian. "Pengukuran ini telah digunakan dalam penelitian berbasis populasi dalam waktu yang lama," kata Rachel Cooper dari Bagian Kesehatan Abadi dan Penuaan dalam Dewan Penelitian Medis. "Pengukuran tersebut bisa menjadi indikator untuk kesehatan berlanjut," tambahnya.

Cooper, yang penelitiannya diedarkan di Jurnal Medis Inggris, mengatakan penelitian lebih mendalam diperlukan untuk mengklarifikasi pengukuran tersebut dapat membantu dokter sebagai alat periksa. "Saya tidak bermaksud untuk kedepannya menjadikan metode tersebut (sebagai) praktek klinis, tetapi ada kemungkinan pengukuran tersebut dapat berguna di masa mendatang," katanya kepada Reuters, Mingu (12/9).

Para peneliti memeriksa 33 hasil riset yang berkaitan dengan puluhan ribu orang, kebanyakan dari mereka berusia di atas 60 tahun tetapi hidup di tengah masyarakat, bukan di rumah sakit atau panti jompo. Dari 14 penelitian yang berhubungan dengan daya cengkram tangan, para peneliti menemukan orang dengan cengkram tangan terkuat cenderung berusia lebih lama dibanding dengan yang cenkramannya lemah.

Angka kematian dalam periode penelitan untuk orang yang berdaya jabat tangan lemah adalah 67 persen lebih tinggi daripada orang dengan daya pegang kuat. Pejalan kaki paling lamban hampir tiga kali berkecenderungan untuk meninggal dalam periode penelitian dibandung pejalan kaki yang gesit.

Orang yang lambat untuk bangun dari duduk memiliki dua kali angka mortalitas lebih tinggi dibanding orang yang lebih cepat. "Orang dalam populasi umum yang memiliki kemampuan fisik tinggi cenderung hidup lebih lama," kata Cooper.

sumber : kompas