Selasa, 07 September 2010

Manfaat Dongeng Sebelum Tidur

MENDONGENGKAN cerita diharapkan menjadi ritual penting bagi anak sebelum tidur. Terbukti, manfaatnya sangat banyak, terutama pengembangan otak dan kemampuan berbahasa anak.
Membacakan buku atau menceritakan dongeng pada anak sebelum tidur mungkin sudah jarang dilakukan orang tua masa kini. Karena kesibukan yang begitu padat, para orang tua bekerja tidak sempat melakukannya.
Amat disayangkan memang. Padahal, ada banyak manfaat positif yang bisa diperoleh jika anak didongengkan, bukan hanya untuk membuatnya cepat tidur. Dongeng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi. Secara luas, mendongeng bisa diartikan sebagai membacakan cerita atau mengomunikasikan cerita kepada anak.
Entah itu cerita nyata, tidak nyata, atau pengalaman orang tua. Jadi, bukan hanya memperdengarkan cerita rakyat atau tradisional yang sering kita baca atau dengar kala masih kecil.
Mungkin, Anda menganggap mendongeng sebelum tidur terkesan sepele. Padahal, momen kebersamaan inilah yang paling ditunggu dan dikenang anak dari orang tuanya. Apalagi, mendongeng sebelum tidur tidak hanya bermanfaat bagi bayi dan orang tuanya. Anak-anak hingga remaja juga bisa mendapatkan keuntungan lebih dari mendengar dongeng.
Salah satunya adalah dengan mendongeng, membantu perkembangan bicara dan bahasa anak. Karena itu, mendongeng sebenarnya bisa dilakukan sejak awal-awal kehamilan.
Memang terdengar konyol, tetapi kegiatan ini sangat berpengaruh kepada janin Anda, terutama perkembangan otak bayi dengan menyerap suara dan bahasa yang Anda keluarkan saat cerita.
Hal ini juga membantu memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. ”Membacakan cerita mendorong perkembangan bicara dan bahasa anak. Selain itu, membantu anak-anak belajar keterampilan keaksaraan dengan cara yang menyenangkan,” kata Dr Sung Min dari Institute of Mental Health di Singapura seperti dikutip laman HealthToday. com.
Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan bahasa atau bahkan keterampilan multibahasa anak, membaca cerita sebelum tidur dalam bahasa yang berbeda dapat membantu mewujudkan hal tersebut. Buku cerita bahasa Indonesia dapat melengkapi dongeng dengan menggunakan bahasa Inggris yang biasa kita baca untuk anak-anak kita.
Manfaat lainnya, mendongeng juga dapat menenangkan anak kala menangis. Pernyataan ini mungkin masih membingungkan, tetapi membaca cerita merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan stres anak dan orang tua. Ya, anak-anak, bahkan bayi, juga bisa stres. Dan, bila stres terlalu sering, sistem kekebalan tubuh anak akan menurun dan menjadi rentan terhadap penyakit.
”Ketika anak-anak merasa nyaman dan santai, membaca cerita dengan suara yang keras kepada mereka dapat menurunkan tingkat stres mereka,” tulis Patti Jones dalam artikel di situs Child.com berjudul ”The Brainy Benefits of Bedtime Stories”. ”Dongeng sebelum tidur harus diceritakan dalam suasana santai,” sebut Sung.
Dramatisasi adegan dapat dilakukan, seperti membaca dengan suara yang berbeda sesuai tokoh dalam cerita atau menggunakan sebuah gerakan agar membuatnya lebih menarik.
”Orang tua juga dapat mengajukan pertanyaan yang relevan tentang topik terkait. Atau mungkin menambahkan komponen cerita tambahan yang menyenangkan untuk bisa memikat anak lebih lanjut,” kata Jones.
Mendongeng juga dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak. Ketika membacakan cerita kepada seorang anak yang baru belajar bicara, membaca buku atau cerita yang sama secara rutin dapat mengajarkan kemampuan bahasa anak dan itu bagus untuk meningkatkan memori otaknya. Anakanak juga dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuan daya pahamnya.
Jones juga menyebut, sebuah buku yang dibaca berulang-ulang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan logikanya. “Anak-anak pertama kali diceritakan isi buku, mungkin mereka tidak menangkap segalanya. Tetapi, saat mereka mendengarnya lagi dan lagi, mereka mulai memperhatikan pola dan urutan cerita,” kata Virginia Walter PhD, seorang profesor bidang studi pendidikan dan studi informasi di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat.
Membacakan cerita pengantar tidur menjadi latihan anak untuk memahami pelajaran akademis. ”Lakukan dengan cara yang positif dan menyenangkan agar hasilnya bermanfaat,” ujar Sung. ”Orang tua tidak harus mencoba menguji kemampuan membaca anak atau memaksa anak untuk membaca materi yang sebenarnya dia tidak siap. Orang tua sebaiknya fokus untuk menikmati cerita dan berbicara dengan si anak mengenai informasi atau cerita dalam buku,” lanjutnya.
Orang tua harus memperhatikan jenis buku cerita yang akan didongengkan pada anak. Misalnya tidak boleh membacakan cerita yang terlalu merangsang atau menakutkan bagi anak.
“Nanti anak malah tidak bisa tidur,” kata Sung. Cerita waktu tidur juga membantu anak untuk cinta terhadap buku. Jika terbiasa mendengar cerita dari buku, mereka akhirnya akan mencintai buku dan menganggapnya tidak hanya sebagai bahan bacaan, tetapi teman menyenangkan seperti juga mainan.
(Koran SI/Koran SI/tty) sumber : okezone